Selasa, 04 Januari 2011

terjemahan punya w

Dampak Negatif Dari WIFI (Wireless Fidelity)

Dampak Negatif Dari WIFI (Wireless Fidelity) - Wi-Fi (wireless fidelity), lebih dikenal sebagai jaringan lokal nirkabel semakin populer, terutama di negara maju dan negara berkembang. Dengan wi-fi orang bisa pergi ke Internet tanpa kerumitan menghubungkan kabel dari komputer Anda ke saluran telepon.

Di balik kemudahan yang ditawarkan wi-fi, ada beberapa yang berpikir kepercayaan publik wi-fi berdampak negatif terhadap kesehatan. Mereka yang tidak setuju dengan kehadiran wi-fi beralasan radiasi elektro magnetik dari wi-fi bisa menyebabkan nyeri di kepala, gangguan tidur dan mual, terutama bagi mereka yang elektro sensitif. Tapi benarkah wi-fi berbahaya bagi kesehatan?

Takut efek buruk pada kesehatan wi-fi dimentahkan ilmuwan Inggris. Seperti yang diungkapkan Sir William Stewart, ketua Health Protection Agency, mengatakan kepada BBC Panorama Program, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teknologi wi-fi. Tidak ada bukti yang pasti yang mengatakan, perangkat seperti ponsel dan wi-fi menyebabkan kesehatan terganggu.

Hal yang sama juga diungkapkan Professor Lawrie Challis, dari Nottingham University. Dalam pernyataannya kepada BBC, Profesor Challis, yang menjabat sebagai ketua Mobile Telecommunications dan Health Research (MTHR) berkata: "radiasi elektro-magnetik dari Wi-fi sangat kecil, rendah daya pemancar juga, tapi masih ada jarak untuk tubuh.

"Bisa saja radiasi elektro-magnetik sangat dekat dengan tubuh, ketika kita asumsikan laptop, tetapi dalam pengamatan saya setiap orang tua akan meminta anak-anak mereka untuk tidak terlalu sering menggunakan ponsel mereka dan selalu meminta mereka untuk menaruh laptop di atas meja, bukan di nya pangkuan, jika mereka surfing terlalu lama. "

Untuk mendukung pernyataan ini, tim Panorama BBC mengunjungi sebuah sekolah di Norwich, yang memiliki seribu siswa, dan mencoba membandingkan tingkat radiasi dari ponsel dan penggunaan wi-fi di dalam kelas. Hasilnya menunjukkan radiasi wi-fi di ruang kelas tiga kali lebih besar dari jet dikeluarkan ponsel.

Namun ahli kesehatan psikologis Profesor Malcolm Sperrin mengatakan sinyal wi-fi lebih dari tiga kali radiasi ponsel di sekolah adalah tidak relevan, karena belum ditemukan pengaruhnya terhadap kesehatan.

"Wi-fi adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio, elektro magnetik rendah, yang sebanding dengan oven microwave, bahkan 100 ribu kali lebih rendah dari microwave."

Jenis radiasi yang dipancarkan gelombang radio (wi-fi), microwave, dan ponsel telah menunjukkan peningkatan tingkat temperatur jaringan yang sangat tinggi, yang disebut interaksi termal, tapi masih belum ada bukti bahwa tingkat kerusakan menyebabkan.

Health Protection Agency mengatakan bahwa duduk di sebuah ruangan yang memiliki hotspot selama setahun sebanding dengan gelombang radio yang dipancarkan selama percakapan dengan telepon selama dua puluh menit.

"Gelombang radio telah menjadi bagian dari kehidupan kita selama hampir seabad atau lebih, tetapi jika ada gangguan signifikan terhadap kesehatan, harus ada penelitian yang akan mencatatnya, dan selama ini berbagai studi masih belum menemukan bukti transmisi wi kesehatan -fi.

Hal yang sama juga didukung oleh Professor Will J Stewart, rekan dari Royal Academy of Engineering, yang mengatakan: "ilmu pengetahuan telah mempelajari pengaruh ponsel bagi kesehatan selama bertahun-tahun dan kekhawatiran tentang dampak radiasi ponsel masih sangat kecil .

"Begitu juga dengan wi-fi, jika digunakan dalam batas yang wajar tidak akan ada efek pada kesehatan dalam waktu yang lama Tapi itu tidak berarti bahwa semua radiasi elektro-magnetik yang tidak berbahaya, seperti sinar matahari terbukti menyebabkan kanker kulit., jadi jika Anda menggunakan laptop saat berjemur di pantai, ada baiknya untuk mencari tempat teduh, "tambah Sperrin yang mengatakan bahwa sampai sekarang masih belum ada bukti yang cukup berarti dampak negatif wi-fi.

Tapi Sperrin lebih khawatir bukan pada gelombang wi-fi, tetapi perilaku dalam penggunaan laptop, dan panas yang dihasilkan laptop pada beberapa bagian sensitif dari tubuh, yang mempengaruhi kesehatan.

punya w

example explanation text language

Negative Impacts Of WIFI (Wireless Fidelity)

Negative Impacts Of WIFI (Wireless Fidelity) - Wi-Fi (wireless fidelity), better known as wireless local networks increasingly popular, especially in developed countries and developing countries. With wi-fi people can go to the Internet without the hassle of connecting the cable from your computer to a phone line.

Behind the convenience offered wi-fi, there are some who think public confidence wi-fi have a negative impact on health. Those who do not agree with the presence of wi-fi reasoned electro magnetic radiation from wi-fi can cause pain in the head, sleep disturbances and nausea, especially for those who electro sensitive. But was it wi-fi health hazard?

Fear of adverse effects on health wi-fi is countered British scientists. As disclosed Sir William Stewart, chairman of the Health Protection Agency, told the BBC Panorama Programme, there's nothing to worry about with wi-fi technology. There was no definite evidence that says, devices such as mobile phones and wi-fi cause impaired health.

The same thing also disclosed Professor Lawrie Challis, of Nottingham University. In his statement to the BBC, Professor Challis, who served as chairman of Mobile Telecommunications and Health Research (MTHR) said: "electro-magnetic radiation from Wi-fi is very small, low-power transmitter too, but it is still some distance to the body.

"It could be electro-magnetic radiation is very close to the body, when we assume the laptop, but in my observation every parent will ask their children not to overuse their phones and always asked them to put the laptop on the table, not in his lap, if they surf too long. "

To support this statement, the BBC Panorama team visited a school in Norwich, who has a thousand students, and try to compare the levels of radiation from mobile phones and the use of wi-fi in the classroom. The results show wi-fi radiation in a classroom three times larger than the jet issued cell phone.

But the psychological health expert Professor Malcolm Sperrin told wi-fi signal greater than three times the radiation of mobile phones in a school is not relevant, because it has not found its influence on health.

"Wi-fi is a technology that uses radio waves, electro magnetic low, which is comparable to a microwave oven, even 100 thousand times lower than the microwave."

This type of radiation emitted radio waves (wi-fi), microwaves, and phones have shown increased levels of tissue temperature is very high, which is called a thermal interaction, but there is still no evidence that level cause damage.

Health Protection Agency says sitting in a room that has a hotspot for a year comparable to the radio waves emitted during a conversation with the phone for twenty minutes.

"Radio waves have become part of our lives for nearly a century or more, but if there is a significant disruption to health, there must be studies that will record it, and during these various studies still have not found evidence of transmission to health wi-fi.

The same thing also supported by Professor Will J Stewart, fellow of the Royal Academy of Engineering, who said: "Knowledge science have studied the influence of mobile phones for health for many years and concerns about the impact of mobile phone radiation is still very small.

"So also with the wi-fi, if used within reasonable limits there would be no effect on health in a long time. But that does not mean that all electro-magnetic radiation is not dangerous, such as sunlight proven to cause skin cancer, so if you use a laptop while sunbathing on the beach, it's good to find a shady place, "added Sperrin who said that until now there is still no sufficient evidence mean negative impact of wi-fi.

But more worried Sperrin not on wi-fi wave, but the behavior in the use of laptops, and laptop heat generated in some sensitive parts of the body, which affect health.

anekdot teks

Class Absence

In grade 1 there is an elementary school were absent class ...

Teacher: "Nana Yuliani!"

Nana: "I am, Mom!"

Teacher: "David Hutagalung!"

David: "I am, Mom!"

Teacher: "Tono Surtono M!"

Tono: "I am, Mom!"

Teacher: "Tono, please here for a while ..."

Tono: "Why, the teacher?"

Teacher: "I rather you do not like the same name. If it Tono, do not use Surtono again. It makes weird. Bilangin it to your father, yes!? "

Tono: "Yes, ma'am!"

Teacher: "By the way, it's M stands for what?"
Tono: "Martono, Mom!"

Teacher: &$#^$*^@*#$*!(&**@##

Kamis, 02 Desember 2010

suku baduy 3

Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Perkampungan masyarakat Baduy pada umumnya terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan Kendeng – Banten Selatan. Letaknya sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta; sekitar 65 km sebelah selatan ibukota Provinsi Banten.Masyarakat Baduy yang menempati areal 5.108 ha (desa terluas di Provinsi Banten) ini mengasingkan diri dari dunia luar dan dengan sengaja menolak (tidak terpengaruh) oleh masyarakat lainnya, dengan cara menjadikan daerahnya sebagai tempat suci (di Penembahan Arca Domas) dan keramat. Namun intensitas komunikasi mereka tidak terbatas, yang terjalin harmonis dengan masyarakat luar, melalui kunjungan.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka mampu secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang (ngahuma), menjual hasil kerajinan tangan khas Baduy, seperti Koja dan Jarog (tas yang terbuat dari kulit kayu Teureup); tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung serta golok/parang, juga berburu.
Masyarakat Baduy bagaikan sebuah negara yang tatanan hidupnya diatur oleh hukum adat yang sangat kuat. Semua kewenangan yang berlandaskan kebijaksanaan dan keadilan berada di tangan pimpinan tertinggi, yaitu Puun. Puun bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan hidup masyarakat yang dalam menjalankan tugasnya itu dibantu juga oleh beberapa tokoh adat lainnya.
Sebagai tanda setia kepada Pemerintahan RI, setiap akhir tahun suku yang berjumlah 7.512 jiwa dan tersebar dalam 67 kampung ini mengadakan upacara Seba kepada “Bapak Gede” (Panggilan Kepada Bupati Lebak) dan Camat Leuwidamar.
Pemukiman masyarakat Baduy berada di daerah perbukitan. Tempat yang paling rendah berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Sehingga dapat dibayangkan bahwa rimba raya di sekitar pegunungan Kendeng merupakan kawasan yang kaya akan sumber mata air yang masih bebas polusi.
Lokasi yang dijadikan pemukiman pada umumnya berada di lereng gunung, celah bukit serta lembah yang ditumbuhi pohon-pohon besar, yang dekat dengan sumber mata air. Semak belukar yang hijau disekitarnya turut mewarnai keindahan serta kesejukan suasana yang tenang. Keheningan dan kedamaian kehidupan yang bersahaja.

suku baduy 2

Orang kanekes atau disebut juga Baduy, adalah suatu kelompok masyarakat dengan Adat sunda yang berlokasi di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Awal mula sebutan baduy tersebut adalah sebutan yang diberikan oleh penduduk luar, yang berawal dari peneliti Belanda yang menyamakan mereka dengan Badawi atau Bedouin Arab yang merupakan masyarakat yang nomaden (berpindah-pindah). Selain itu sebutan Baduy juga mungkin karena adanya sungai Baduy dan Gunung Baduy yang terdapat di wilayah utara. Namun suku Baduy sendiri lebih senang disebut dengan orang “kanekes”. Sesuai dengan nama wilayah mereka atau sesuai dengan kampung mereka.
Wilayah kanekes bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten, berjarak sekitar 40 km dari kota Rangkasbitung. Tidak heran bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa sunda dialek Sunda-Banten. Namun mereka juga lancar menggunakan Bahasa Indonesia ketika berdialog dengan penduduk luar.
Suku Baduy sendiri terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001). Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Baduy Dalam. Yaitu kelompok Baduy yang paling ketat mengikuti adat mereka. Terdapat tiga kampung pada kelompok Baduy dalam yaitu: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Ciri khas orang Baduy Dalam adalah mereka mengenakan pakaian yang berwarna putih alami dan biru tua serta mengenakan ikat kepala putih. Kelompok yang kedua adalah Baduy Luar atau dikenal sebagai kelompok masyarakat panamping. Yang berciri mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam. Dan tersebar mengelilingi wilayah Baduy Dalam seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu, dan lain sebagainya. Lain halnya kelompok ketiga disebut dengan Baduy Dangka, mereka tinggal di luar wilayah Kanekes tidak seperti Baduy Dalam dan Luar. dan saat ini hanya 2 kampung yang tersisa yaitu Padawaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
Kepercayaan Suku Baduy atau masyarakat kanekes sendiri sering disebut dengan Sunda Wiwitan yang berdasarkan pada pemujaan nenek moyang (animisme), namun semakin berkembang dan dipengaruhi oleh agama lainnya seperti agama Islam, Budha dan Hindu. Namun inti dari kepercayaan itu sendiri ditunjukkan dengan ketentuan adat yang mutlak dengan adanya “pikukuh” ( kepatuhan) dengan konsep tidak ada perubahan sesedikit mungkin atau tanpa perubahan apapun.
Objek kepercayaan terpenting bagi masyarakat Kanekes adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan dan dianggap paling sakral. masyarakatnya mengunjungi lokasi tersebut dan melakukan pemujaan setahun sekali pada bulan kalima. Hanya ketua adat tertinggi puun dan rombongannya yang terpilih saja yang dapat mengikuti rombongan tersebut. Di daerah arca tersebut terdapat batu lumping yang dipercaya apa bila saat pemujaan batu tersebut terlihat penuh maka pertanda hujan akan banyak turun dan panen akan berhasil, dan begitu juga sebaliknya, jika kering atau berair keruh pertanda akan terjadi kegagalan pada panen.
Mata pencaharian masyarakat Baduy adalah bertani dan menjual buah-buahan yang mereka dapatkan dari hutan. Selain itu Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Kanekes secara rutin melaksanakan seba yang masih rutin diadakan setahun sekali dengan mengantarkan hasil bumi kepada penguasa setempat yaitu Gubernur Banten. Dari hal tersebut terciptanya interaksi yang erat antara masyarakat Baduy dan penduduk luar. Ketika pekerjaan mereka diladang tidak mencukupi, orang Baduy biasanya berkelana ke kota besar sekitar wilayah mereka dengan berjalan kaki, umumnya mereka berangkat dengan jumlah yang kecil antara 3 sampai 5 orang untuk mejual madu dan kerajinan tangan mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Perdagangan yang semula hanya dilakukan dengan barter kini sudah menggunakan mata uang rupiah. Orang baduy menjual hasil pertaniannya dan buah-buahan melalui para tengkulak. Mereka juga membeli kebutuhan hidup yang tidak diproduksi sendiri di pasar. Pasar bagi orang Kanekes terletak di luar wilayah Kanekes seperti pasar Kroya, Cibengkung, dan Ciboleger

suku baduy

Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy. Suku Baduy mendiami kawasan Pegunungan Keundeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Baduy memiliki tanah adat kurang lebih sekitar 5.108 hektar yang terletak di Pegunungan Keundeng. Mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tidak mau berkonflik dan taat pada tradisi lama serta hukum adat. Kadang kala suku Baduy juga menyebut dirinya sebagai orang Kanekes, karena berada di Desa Kanekes. Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundeng. Atau sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta dan 65 km sebelah selatan ibu kota Serang. Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam dua kelompok.
Kelompok terbesar disebut dengan Baduy Luar atau Urang Panamping yang tinggal disebelah utara Kanekes. Mereka berjumlah sekitar 7 ribuan yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung. Sementara di bagian selatannya dihuni masyarakat Baduy Dalam atau Urang Tangtu. Diperkirakan mereka berjumlah 800an orang yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikartawana. Kedua kelompok ini memang memiliki ciri yang beda. Bila Baduy Dalam menyebut Baduy Luar dengan sebutan Urang Kaluaran, sebaliknya Badui Luar menyebut Badui Dalam dengan panggilan Urang Girang atau Urang Kejeroan. Ciri lainnya, pakaian yang biasa dikenakan Baduy Dalam lebih didominasi berwarna putih-putih. Sedangkan, Baduy Luar lebih banyak mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala bercorak batik warna biru. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang. Selain itu mereka menjual hasil kerajinan seperti Koja dan Jarog(tas yang terbuat dari kulit kayu), tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung, golok, parang dan berburu. Masyarakat Baduy sangat taat pada pimpinan yang tertinggi yang disebut Puun. Puun ini bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan kehidupan masyarakat yang menganut ajaran Sunda Wiwitan peninggalan nenek moyangnya. Setiap kampung di Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun, yang tidak boleh meninggalkan kampungnya. Pucuk pimpinan adat dipimpin oleh Puun Tri Tunggal, yaitu Puun Sadi di Kampung Cikeusik, Puun Janteu di Kampung Cibeo dan Puun Kiteu di Cikartawana. Sedangkan wakilnya pimpinan adat ini disebut Jaro Tangtu yang berfungsi sebagai juru bicara dengan pemerintahan desa, pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Di Baduy Luar sendiri mengenal sistem pemerintahan kepala desa yang disebut Jaro Pamerentah yang dibantu Jaro Tanggungan, Tanggungan dan Baris Kokolot. Keberadaan masyarakat Baduy sendiri sering dikaitkan dengan Kerajaan Sunda (Pajajaran) di abad 15 dan 16. Saat itu, kerajaan Pajajaran yang berlokasi di Bogor memiliki pelabuhan dagang besar di Banten, termasuk alamnya perlu diamankan. Nah, tugas pengamanan ini dilakukan oleh pasukan khusus untuk mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan ini yang diyakini sebagai cikal bakal suku Baduy. Ada pula yang mempercayai awal kebedaraan suku Baduy, merupakan sisa-sisa pasukan Pajajaran yang setia pada Prabu Siliwangi. Mereka melarikan diri dari kejaran pasukan Sultan Banten dan Cirebon. Namun pada akhirnya, mereka dilindungi Kesultanan Banten dan diberi otonomi khusus

Minggu, 29 Agustus 2010

tugas

1. (1) Wati gemar menanam bunga-bungaan
(2) Evy gemar memasak.
Kedia kata di atas dapat digabungkan menjadi kalimat majemuk setara mempertentangkan bila dihubungkan dengan kata …
A. kemudian
B. karena itu
C. sedangkan
D. dan
E. namun

2. Penulisan kata serapan yang benar adalah …
A. sakarin
B. konduite
C. psikologi
D. pasien
E. tikus

3. Penulisan unsur serapan berikut yang benar adalah
A. analisis
B. struktural
C. sistematis
D. proteina
E. mata

4. Kalimat-kalimat di bawah ini tidak baku, kecuali …
A. Anak itu tidak ada kemampuan
B. Terbakarnya rumah itu karena kompor meledak
C. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
D. Anak-anak itu berpukul-pukulan
E. Disekolah murid-murid dilarang tidak boleh memakai sandal

5. (1) Cinta makan (2) Cinta lapar sekali
Kedua kalimat di atas dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat tidak setara bila dihubungkan dengan kata …
A. karena
B. sehingga
C. maka
D. dan
E. meskipun

6. Kata penghubung yang menyatakan hubungan persyaratan terdapat dalam kalimat …
A. Kami akan segera berangkat karena hari sudah terang
B. Jika dia datang, ajaklah dulu ketempatmu
C. Setelah menunggu sebentar, pesananpun datang
D. Genzi akan datang kalau ayahnya sudah pulang
E. Ibu memberikan hadiah mobil-mobilan

7. sumber daya panas bumi tersebar diberbagai tempat di Indonesia. Sumber daya panas bumi ini dapat dijadikan sumber energi alternatif pengganti BBM.
Jika kedua kalimat di atas digabungkan, kata penghubung yang mungkin digunakan adalah …
A. agar
B. karena
C. walaupun
D. sehingga
E. dimana

8. Kata-kata yang merupakan sarana penghubung antar kalimat yang menunjukan relasi akibat ialah …
A. sebab, karena
B. oleh sebab itu, oleh karena itu
C. sehingga, maka
D. dengan demikian, jadi
E. oleh karena itu

9. Dengan perubahan zaman telah menuntut para pendidik dan untuk mencari metode-metode mengajar yang baru.
Kalimat di atas dapat dijadikan kalimat baku seperti …
A. mengubah menuntut menjadi dituntut
B. meletakkan para pendidik pada awal kalimat
C. menghilangkan kata dengan
D. menghilangkan kata telah
E. meletakkan dengan perubahan zaman pada akhir kalimat

10. . penulisan kata serapan dibawah ini yang bener adalah,kecuali…..
A. pleksibel
B. fak
C. tikus
D. fleksibel
E. vleksibel


1. selain coraknya .. baru …. Rupawan, tanaman harlequin dinilai lebih ungul…. Warnanya lembut….
A. karena, dan, yaitu
B. sebab, lagi pula, bahkan
C. yang, serta, tetapi
D. yang, apalagi, namun
E. yang, dan, karena

2. survai di ingris menunjukan kini orang tidak bias hidup tanpa telepon seluler, apalagi kini, alat komunikasi tersebut tampil dengan tehnologi audio dan video yang menawarkan gaya hidup modern.

Kata baku untuk katya yang bercetak miring tersebut adalah…
A. surve, telepont, video, moderen
B. survey, telepon, teknologi, video, modern
C. surve, telepon, teknologi, video, modern
D. survey, telepon, teknologi, video, modern
E. survey, telefon, teknologi,video, moderen.

3. mereka sebenernya menyadari … yang mereka lakukan itu adalah perbuatan yang melanggar hokum…mereka terhindar dari jerat hokum…kelicikannya.

Kata penghubungyang tepat melengkapi bagian yang rumpang kalimat tersebut adalah….
A. bahwa, tetapi, karena
B. kalau, ketika, oleh
C. jika, maka, atas
D. apabila, ketika, oleh
E. jikalau, saat, sebab

4. bacalah paragraph berikut!
Pada jaman dahulu, orang tua murid memberi nasihat seperti kotbah. Anak-anak sekarang tidak seneng diperlakukan demikian. Mereka merasa diri nya lebih pintar dan luas wawasan nya daripada orang tua mereka.

Penulisan kata baku yang tepat untuk menganti kata bercetak miring tersebut adala…..
A. zaman, nasihat, khotbah
B. zaman, nasehat, khotbah
C. jaman, nasehat, kotbah
D. jaman, nasihat, kotbah
E. zaman, nasihat, kotbah

5. kalimat yang mengunakan kata serapan yang bener adalah….
A. team ekspedisi melakukan penelitian selama dua puluh hari.
B. Aktifitas kelompok itu terlihat nyata akhir- akhir ini
C. Teknologi canggih itu sudah diterapkan diperusahaan kami.
D. Apotik titik murni melayani pembelian obat selama 24 jam.
E. Analisa lebih dahulu isi laporan itu kemudian tanggapilah.

6. orang Indonesia banyak memakai bahasa inggris. Dari percakapan sehari- hari sampai nama kompleks perumahan. Saking parahnya gejala ini, pemerintah pernah menertibkan pamakaian bahasa. Namun, cara itu tidak menyelesaikan masalah. Hobi orang Indonesia untuk ber-inggris ria kembali kambuh. “gaul,” kata mereka.

Kata baku yang tepat untuk mengantikan kata yang tercetak miring dalam paragraph adalah….
A. semakin, inggris-inggrisan
B. sedemikian, keinggris-inggrisan
C. sudah, inggris
D. maka, ingris-ingris
E. jadi, keingris- ingrisan

7. sri… seorang guru,… seorang penyanyi yang sukses.

Kata penghubung korelatif yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah…
A. tidak hanya…, melainkan juga…
B. baik.., maupu….,
C. bukan hanya…,, melainkan juga
D. entah, entah
E. bukan hanya…., tetapi juga…

8. pengunaan imbuhan serapan yang tepat terdapat dalam kalimat…
A. secara structural, analisa itu belum tepat dan diragukan.
B. Kita harus merealisasi rencana itu.
C. Dalam seminar ini kami menghadirkan ilmiawan terkenal.
D. Sistematisme pendidikan harus disesuaikantuntutan zaman.
E. Sikap emosionil tidak akan menjamin penyelesaian masalah.

9. kalimat yang mengunakan kata penhubung korelatif yang paling tepat adalah….
A. ibu mengatakan bahwa besok kakek akan dating.
B. Kegemaran adik tidak hanya menyanyi, melainkan juga menari.
C. Anto bukan kakak kami, tetapi adik ibu kami.
D. Kalau ia pandai, maka ia dapat mengalahkan saingannya.
E. Baik yang pandai maupun yang bodoh, susah diatur.

10. kalimat yang mengunakan kata serapan yang bener adalah…
A. pleksibel
B. feksibel
C. veksibel
D. fleksibel
E. vleksibel